Monday, November 4, 2013



Hasan al banna berkata : “ada tingkatan amal yang dituntut dari seorang al akh (saudara muslim) yang tulus” adalah sebagai berikut :
1. Ishlahun Nafs (Perbaikan Diri Sendiri)
Sebelum berdakwah, kita mesti memperbaiki diri sendiri, dan lakukan sesuatu yang akan kita dakwahkan terlebih dahulu. Jangan sampai kita kaburo maktan, Na’udzubillah. Sebelum kita menyuruh orang lain untuk melakukan kebaikan, maka kita harus melakukan terlebih dahulu. Sama halnya jika kita ingin berdakwah kepada orang lain, langkah awal yang harus dilakukan adalah memperbaiki diri sendiri, supaya dakwah kita mudah tersampaikan dan dapat diterima oleh masyarakat. Karena apa yang kita sampaikan akan terus diingat oleh orang yang menjadi objek dakwah kita itu. Dan bisa jadi apa yang kita katakan adalah menjadi teladan bagi siapapun yang mendengar atau menyimaknya. Maka disini sangat penting, sebelum kita menyampaikan sesuatu kepada orang lain, kita sudah melaksanakan apa yang kita sampaikan tersebut. Karena Imam Hasan Al Banna tidak pernah menyampaikan sesuatu yang belum pernah dilakukannya. Karena seburuk-buruknya orang adalah orang yang mengajak dan memerintahkan orang lain dalam kebaikan sedangkan ia tidak melaksanakan apa yang ia perintahkan tersebut.
2. Takwin Baitul Muslim (Pembentukan Keluarga Muslim)
Sulit memang jika kita berdakwah dalam keluarga sendiri, tapi memang sebelum berdakwah kepada orang lain, maka kondisikan terlebih dahulu keluarga kita. Karena bagaimanapun keluarga kita adalah orang yang paling terdekat dengan kita. Sungguh sangat penting bagi kita juga dalam memilih pasangan hidup, kita harus dapat memilihnya yang sama dengan kita dan dapat diajak berdakwah. Seringkali tantangan kita dalam berdakwah adalah keluarga kita, karena begitu mudah berdakwah kepada orang lain sedangkan keluarga kita sendiri belum terkondisikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengkondisikan keluarga kita sebelum berdakwah kepada orang lain. Ini adalah tantangan bagi kita. Karena dakwah di keluarga memang tidak mudah, karena mereka yang tahu bagaimana kita sebenarnya, yang perlu dikuatkan disini adalah bagaimana kita dapat mayakinkan kepada mereka tentang apa yang kita ucapkan dan mempertanggungjawabkan.
3. Irsyadul Mujmata’ (Pembibingan Masyarakat)
Ukhuwah yang terbina jika masyarakat di sekitar kita sudah merasa nyaman dengan kita. Dengan ukhuwah tersebut, kita dapat melakukan bimbingan kepada masyarakat, dengan melakukan pendekatan kepada mereka, mendengarkan keluh kesahnya dengan seksama kemudian kita berikan solusi dengan bimbingan islam yang telah diajarkan. Bimbingan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan kita masuk dalam kehidupan mereka dan mencair dengan mereka dan kita yang mewarnai mereka bukan kita yang terwarnai. Dengan demikian, tentunya masyarakat akan merasa nyaman ketika berinteraksi dengan kita sehingga kitapun mudah masuk untuk memberikan bimbingan kepada mereka dan mudah untuk mengarahkan mereka.
4. Tahrirul Wathan (Pembebasan Tanah Air) Dari Setiap Penguasa Asing (Non Muslim)
Tanah air kita Indonesia berada dalam kondisi ini, secara pemerintahan sudah terbebas dari jajahan asing, namun belum merdeka di bidang-bidang lainnya. Seperti bidang ekonomi, kita masih menganut system ekonomi liberal yang diadopsi dari Negara asing, serta produk yang beredar dalam masyarakat kita masih tunduk pada asing karena kebanyakan barang-barang yang kita pakai adalah bukan produksi Negara kita sendiri. Hutang kita kepada Negara asingpun masih banyak, sehingga berdampak signifikan terhadap system perekonomian kita saat ini sejak orba ditumbangkan. Aneh, padahal kita mempunyai kekayaan alam yang melimpah ruah, namun kita tidak mampu mengolahnya secara kreatif sehingga bahan mentah itu dijual ke asing dan setelah diolah menjadi barang jadi malah di ekspor kepada sang pemilik barang mentah ini, ya Indonesia! Barang yang kita jual dibeli kembali oleh kita dengan harga yang sangat mahal, ini adalah bentuk penjajahan secara ekonomi. Mungkin kita tidak menyadari, karena para penguasa sibuk mencari celah kosong untuk mendapatkan uang yang banyak dengan cara yang instan, ya betul sekali dengan korupsi. Korupsi sangat merajalela di Negara kita, sehingga kita mendapatkan peringkat kelima karena prestasi kita dalam bidang pengkorupsian uang Negara dinilai sangat mahir. Memalukan! Negara islami kok korupsi. Miris sekali melihat kondisi negeri kita sekarang. Kita ini sedang dijajah secara ekonomi namun pemerintah tidak menyadarinya, sampai sekarang masih saja tunduk pada penguasa asing untuk melakukan kerjasama. Awalnya saja kerjasama padahal kita sedang dimonopoli, bilangnya membantu padahal itu merupakan bagian monopoli mereka terhadap Negara kita. Tapi kenapa pemerintah Indonesia tidak sadar-sadar? Bego amat! Dalam hal ini, yang perlu diperbaiki adalah system ekonomi kita jangan menganut system ekonomi asing, karena sangat merugikan kita sendiri. Bukankan dalam islam sudah mengajarkan bahwa system riba itu haram, lantas kenapa masih tetap dilakukan. Itulah sebabnya kita perlu masuk dalam system tersebut supaya dapat merubah menjadi system islam yang bersih dari segala hal yang mengotori islam itu sendiri. Jika negeri ini dibangun dengan syariat islam maka tidak ada perusakan di segala lini karena yang kita anut berdasarkan apa yang diajarkan oleh Al Qur’an. Dari mulai masalah keluarga sampai masalah perekonomian pemerintahan sekalipun.
5. Ishlahul Hukumah (Perbaikan Keadaan Pemerintah) Sehingga Menjadi Pemerintahan Islam Yang Baik
Untuk dapat mewujudkan tahap ini, adalah dengan memperbaiki birokrat-birokrat yang dibawahnya terlebih dahulu kemudian baru jika sudah terkondisikan kita memperbaiki pemerintahan yang diatasnya. Kita dapat melakukan perbaikan dengan melakukan penolakan-penolakan terhadap kebijakan yang tidak sesuai dengan syariat islam dan tidak mendukung rakyat, kita harus tegas untuk menurunkan pemerintah yang dzalim tersebut. Saat ini Negara kita masih didominasi oleh kemodernitasan sehingga masyarakat enggan dan tidak mau mengurusi permasalahan Negara. Jarang sekali masyarakat yang kritis terhadap masalah negaranya karena telinga dan mata mereka ditutup oleh system globalisasi dan modernisasi.
6. Iqamatul Khilafah (Mengembalikan Tegaknya Kekuasaan Khilafah) Yang Telah Hilang Serta Mewujudkan Persatuan Yang Diimpi-Impikan Bersama
Siapapun sungguh sangat merindukan khilafah, karena ini adalah wujud dari kesempurnaan islam dan kejayaan islam kembali dimulai. Saat ini islam mengalami kemunduruan karena pemimpinnya yang tidak mendukung tegaknya izzah islam. Tanpa mengenal rasa takut, kita mesti bergerak untuk mewujudkan izzah islam dengan menyebut asma Allah. Tegakkan panji-panji islam untuk menumbangkan kedzaliman dengan menyatukan umat islam untuk mencapai tujuan kemenangan islam. Membuat perubahan di negeri ini untuk menegakkan kekuasaan khilafah. Bergerak untuk bersatu merapatkan barisan demi membebaskan negeri ini dari segala penindasan dan penguasaan asing. Menuju tegaknya izzah islam. Kami rindu khilafah itu tegak di muka bumi khususnya negeri kita Indonesia. Untuk mewujudkan mimpi ini adalah dengan merubah system pemerintahan dengan konsep islam yang telah diajarkan dalam kitab Al Qur’an.
7. Ustadziyatul ‘Alam (Penegakan Kepemimpinan Dunia) Dengan Penyebaran Dakwah Islam Di Seluruh Negeri
Jika kita sudah melewati dan berhasil menegakkan tahap sebelumnya maka kita dengan mudah mencapai tujuan ini yaitu penyebaran dakwah di seluruh negeri. Kami rindu tahap ini terlaksana. Mari bersatulah umat muslim seluruh dunia untuk menegakkan izzah islam.
(membina angkatan mujahid, sa’id hawwa, eara intermedia, hal : 164-166)

Konsep tarbiyah hasan al banna :
Untuk melaksanakan tahapan diatas maka seseorang itu perlu dibina. Oleh karena itu, konsep ini sungguh sangat penting dalam pergerakan dakwah kita. Manhaj At Takwin Wat Tarbiyah (konsep kaderisasi dan pembinaan). Dalam hal ini tarbiyah merupakan sebuah system sekaligus proses pendidikan, pembentukan, pembinaan, atau kaderisasi yang diwariskan Hasan Al Banna kepada generasi pengemban dakwah islam. Melalui takwin inilah kita dapat melahirkan kader muslim yang handal. Hasan Al Banna merupakan murabbi awal gerakan islam yang pada masa sekarang telah sukses menduplikasi dalam wujud generasi dakwah ikhwanul muslimin.
Konsep tarbiyah inilah yang nantinya akan membantu dalam proses pembentukan pribadi muslim tersebut seperti yang dijelaskan diatas. Dalam hal ini kita mempunyai sarana untuk membantu terwujudnya langkah ini. Kita dapat menyimpulkan bahwa konsep tarbiyah dan pembentukan karakter muslim itu sangat ada korelasi dan untuk mencapai semuanya kita perlu sarana yang mendukung. Sarana tersebut adalah suatu objek yang dapat membina dan membentuk kepribadian muslim menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sarana Pembentuk Pribadi Muslim :
1. Murabbi (pembinaan)
2. Manhaj (sistem)
3. Bi’ah shalihah (lingkungan yang sehat)
Serangkaian kegiatan tadi adalah jihad. Jihad itu harus dilandasi dengan iman yang kuat, Imam Hasan Al Banna memberikan slogan yang dapat dijadikan pedoman dalam berjihad.
Slogan Pedoman Dakwah Hasan Al Banna :
1. Allah Ghayatuna (Allah tujuan kami)
“Barang siapa mati, sedangkan ia belum pernah bereperang atau berniat untuk bereprang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah”
Berdasarkan hadits Rasulullah diatas maka dapat kita simpulkan bahwa jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap sampai hari kiamat. Niat awal berjihad adalah karena adanya pengingkaran dalam hati, yang tujuan akhirnya adalah berperang di jalan Allah. Bentuk jihad itu bermacam-macam, yaitu dengan tulisan, tangan dan lisan yang benar terhadap penguasa tirani yang dzalim. Dakwah belum lengkap jika kita belum berjihad, itu ungkapan Hasan Al Banna. Oleh karena itu, jika kita ingin menyempurnakan perjalanan dakwah kita, maka berjihadlah semampu kita. Pengorbanan orang yang berjihad di jalanNYA akan ditebus dengan pahala yang nilainya berlipat-lipat di surgaNYA kelak. Hal ini sesuai dengan Firman Allah sebagai berikut:
“Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad.” (QS. Al Hajj:78)
Maka, kenapa kita masih ragu untuk berjihad di jalan Allah, sedangkan janji Allah itu pasti diberikan kepada hamba-hamba yang rela berkorban di jalanNYA.
2. Al Jihad Sabiluna (Al Jihad jalan kami)
Imam Hasan Al Banna telah mengisi hidupnya dengan kerja dakwah dan jihad di jalan Allah. Jihad harus dilandasi dengan Tadhhiyah (pengorbanan). Pengorbanan dalam hal ini bisa dalam bentuk jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk meraih tujuan. Tidak ada perjuangan di dunia tanpa dilandasi dengan Tadhhiyah. Namun, kita seringkali mengartikan pengorbanan secara sempit, sehingga kita ragu untuk berkorban di jalanNYA, padahal janji Allah begitu nyata. Harus dibedakan disaat orang lain bersantai di rumah, sedangkan kita ikut dalam barisan aksi untuk membela keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta menegakkan syariat islam di muka bumi dengan meruntuhkan pemimpin tirani yang dzalim. Jika engkau masih ragu untuk berjihad dengan Tadhhiyah yang engkau miliki, maka tidak ingatkah engkau apa yang Allah firmankan sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka” (QS. At Taghabun:111)
Kesyahidan Imam Hasan Al Banna Rahimahullah telah menjadi inspirasi bagi kita kaum muslimin, bahwa dalam berjihad kita memerlukan Tadhhiyah yang kuat. Bangsa Indonesia juga punya kisah tersendiri sepanjang sejarah yang melukiskan pengorbana seorang Muhammad Toha dalam membela tanah air tercinta, Indonesia. Namanya juga diabadikan menjadi jalan besar di Kota Bandung. Beliau adalah seorang pelaku ‘Amaliyatul Istisyahd (Operasi Syahid) ketika beliau meledakkan gudang amunisi Belanda dengan kehancuran dirinya sekaligus didalamnya. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Bandung Lautan Api”. Kitapun tidak begitu saja tega mengatakan kalau kejadian tersebut adalah peristiwa bom bunuh diri. Darah para syuhada pada hakikatnya dapat menyuburkan tanah yang terkena siraman darahnya.
Sungguh sangat penting jika kitapun mengikuti jejak langkah mereka yang telah syahid di jalan Allah. Sehingga kita dikumpulkan bersama para Nabiyyin, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin. Lalu, apa lagi yang membuat kita ragu untuk pergi ke medan jihad, manakala medan jihad itu sangat nyata nampak di hadapan kita. Apakah kita lari dari semua masalah ini? Apa kamu tidak yakin akan janji Allah yang begitu nyata sebagaimana firmanNYA:
“Diantara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah maka dianatar mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya.” (QS. Al Ahzab:23)
Lalu masih ragukah kamu saat ini untuk melakukan jihad dengan Tadhhiyah? Siapkah untuk bertadhhiyah dijalanNYA? Apa yang kamu miliki sekarang semuanya akan kembali kepada pemilikNYA. Begitupun diri ini, harta kita, orangtua kita, apapun yang kita miliki semuanya akan kembali kepada Sang Pemilik. Apapun yang ada di dunia ini adalah titipan, jadi jangan kaget atau shock jika apa yang kita miliki diambil oleh pemilikNYA. Belajarlah dari tukang parker yang sering menerima titipan orang, dan bergembira disaat titipan itu diambil, dia tidak mengharapkan apa-apa karena dia tau barang yang dititipkannya itu adalah sementara. Begitupun dengan kita, untuk apa kita ragu untuk mengembalikan semua pinjaman kita kepada pemilikNYA. Sangat memalukan jika hati kita masih ada rasa ragu! Astaghfirullah…
     
Dalam artikel yg sebelum ni bertajuk 'Agama Bukan Milik Arab Saudi Semata-mata' saya telah sebutkan dalam perenggan kedua berbunyi:

"Sebenarnya saya sendiri pun mengkagumi sebahagian ulama dari Arab Saudi seperti Dr.Salman al-Oadah (www.islamtoday.net) dan pengarang buku 'La Tahzan' iaitu Dr. Aidh al-Qarni serta lain-lain lagi."

Biarkanlah kontroversi yang sedikit tentang artikel yang itu. Artikel ringkas kali ini ingin memperjelaskan mengapa saya mengkagumi dua orang tokoh ini - Dr.Salman al-Oadah dan Dr.Aidh al-Qarni.

1-Sejak saya mengenali mereka beberapa tahun yang lalu, saya asyik mengumpulkan apa sahaja yang ditulis oleh kedua tokoh ini termasuklah segala rakaman audio video mereka. Inilah cara untuk kita cuba memahami pemikiran tokoh yang kita minati, bukan dengan hanya satu dua tulisan atau satu dua ceramah. 

2-Saya dapat mereka amat mendalami ilmu-ilmu Islam dan ia dilakukan dengan penuh disiplin. Belajar segala ilmu-ilmu sokongan, banyak membaca, banyak berguru dengan ramai dan pelbagai guru, berbincang dengan rakan-rakan pendakwah (contohnya Dr.Muhammad al-Arifi, Dr.Nabil al-Awadhi, Dr. Al-Turairi dll). Inilah di antara cara dan teknik mempelajari ilmu agama.

3-Mereka juga amat 'produktif' dengan pelbagai hasil dakwah. Dr.Salman dengan laman webnya (islamtoday.net), majalahnya, bukunya, program tv dan radionya, kuliah masjid dan ceramah umumnya malah melalui twitter dan facebook juga begitu banyak mutiara kata. Samalah juga dengan Dr.Al-Qarni - siapa tidak tahu buku-bukunya seperti La Tahzan (jangan bersedih) yang merupakan 'best-seller' di seluruh dunia. Program tv beliau, program radio, ceramah dan kuliah di masjid serta pusat dakwah seluruh dunia. Seharusnya kita harus mencontohi mereka dengan melakukan dakwah sekadar mampu malah semampu mungkin di mana sahaja bila-bila masa. 

4-Keterbukaan mereka menghairankan dan menyejukkan hati dalam masa yang sama. Di kala ada sebahagian tokoh meletakkan dinding antara mereka dan beberapa tokoh yang 'tidak sealiran', kedua tokoh ini mengambil pendekatan bersahabat dan berbaik juga menegur kalau berbeza pandangan. Dr.Salman sebagai contoh begitu rapat dengan Dr.Yusuf al-Qaradawi dan menjadi teman perbincangan malah pembantu yang amat rapat dalam Kesatuan Ulama Sedunia. Sedangkan pandangan Dr.Yusuf banyak ditolak oleh sebahagian tokoh dari negara yang sama dengan Dr.Salman. Itu tidak menghalang beliau untuk memuji dan mengambil ilmu serta pengalaman Dr.Yusuf. Dr.Aidh juga begitu dengan pelbagai tokoh dakwah seluruh dunia Islam menjadi sahabatnya. INilah yang patut ada, bukan label melabel sampai membahagikan pula ulama - ada yang boleh ikut,ada yang kena dijauhi. Begitukah sikap ahli ilmu? Tidak. Malah sikap ahli ilmu adalah seperti yang ditunjukkan oleh Dr.Salman dan Dr.Aidh. 

5-Mereka kerap dihentam dan dilabel oleh segolongan penuntut ilmu yang bencikan mereka dalam kalangan orang arab sendiri dan juga bukan arab. Sudah lama kita temui laman-laman web dan blog menghentam kedua tokoh ini. Sudah lama dalam youtube.com ada video-video khas dibuat untuk menghina dua tokoh ini. Sudah ada ceramah dan kuliah menghentam mereka. Saya ingin berkongsi satu cerita yang diceritakan sendiri oleh Dr.Salman dalam satu forum bersama Dr.Aidh dan Dr.Isom al-Basyir (bekas menteri agama Sudan) kerana mereka adalah rakan seperguruan. Kisah itu ialah:

Dr.Salman bercerita bahawa dia pernah dituduh dengan tuduhan negatif iaitu beliau ialah 'ikhwan muslimun' (ia bukanlah negatif tetapi ia dianggap negatif oleh sebahagian penuntut ilmu) lalu diberitahu tuduhan ini kepada Syeikh Muhammad Nasiruddin al-Albani. Lalu negatiflah pandangan al-Albani kepada beliau. Lalu beliau telah menghantar semua penulisan dan kaset-kaset ceramah beliau kepada Syeikh al-Albani untuk diminta penilaian dengan penuh hormat. Lalu al-Albani setelah mendengar dan membaca apa yang dihantar telah membuat satu kenyataan yang amat baik di hadapan murid-muridnya iaitu 'Kalaulah semua ikhwan muslimun seperti Salman al-Oadah, alangkah baiknya' dan Dr. Salman tersenyum dan seluruh hadirin senyum bersama beliau termasuk Dr.Aidh dan Dr.Isom. 

Renungkanlah bersama wahai sahabat.....

p/s: artikel sebelum ni mengkritik penuntut ilmu yg taksub memenangkan pandangan ulama saudi dalam semua hal. Itu maksud artikel tu bagi yang masih lari tajuk dan tak faham tujuan.Tak pernah pun nak kritik peribadi syeikh-syeikh Saudi yang pernah saya berguru dengan mereka seperti syeikh Uthaimin. Artikel kritik pentaksub, bukan yang ditaksub. Jazakumullah


Pejam celik, pejam celik ibadah haji dah berlalu, ummi, walid, sanak saudara dan jiran tetangga kita yang menunaikan fardhu haji telah ada yang selamat sampai ke tanah air, begitu cepat dan pantasnya masa berlalu meninggalkan kita semua. Sehinggakan langsung tak terasa, 1 Hijrah 1432 pula yang akan datang menjemput kita hari nih. Bermulalah lagu-lagu muharam berkumandang di stesyen radio dan televesyen, “satu muharram detik permulaan dot dot.....”
Tapi persoalannya apakah hijrah itu hanya ditandai dengan perarakan, dengan doa awal tahun juga akhir tahun yang mensyahdukan, dengan wujudnya tokoh-tokoh hijrah yang di lantik khas pada setiap tahun, juga dendangan-dendangan lagu peringatan?
Berita harian 3.Disember.2010 ada mengeluarkan artikel berkenaan Hijrah, namun penulis amat tertarik sekali untuk mengeluarkan 3 perenggan terakhir artikel tersebut
“1. Peristiwa hijrah yang menjadi asas kepada takwim Islam perlu dikaji dan direnungi umat manusia dewasa ini kerana dalam membina dan menyusun umat manusia dengan berpaksikan nilai Ilahi yang berteraskan kebenaran melalui roh keadilan, halangan yang besar sudah pasti menjadi lumrah.
2. Peristiwa hijrah mengajar kita erti pengorbanan. Kejayaan umat Islam Makkah (muhajirin) yang terpaksa berhijrah demi untuk menegak keadilan Ilahi dan seterusnya usaha muafakat membangun Islam dengan kaum Ansar di Madinah menjadi satu pengajaran yang penuh erti.

3. Peristiwa hijrah adalah tindakan strategik untuk membangun Islam secara komprehensif. Bagi Islam, setiap masa berlalu perlu untuk menilai kepada usaha silam dan mengatur langkah menempuh masa depan.”(Ketua Pengarah institute Kefahaman Islam)
Itulah nilai-nilai hijrah dan pengajaran-pengajaran yang boleh kita ambil dari sebuah peristiwa bersejarah tersebut. Namun apakah hijrah hanya dimaknai dengan nilai-nilai tersebut. Mari kita bahaskan dengan lebih lanjut.
Permasalahan yang timbul.
Walaupun pada setiap tahun, kita di negeri (wilayah) ini sentiasa mengambil nilai-nilai dan pengajaran-pengajaran daripada peristiwa hijrah seperti di atas, namun mengapakah masih ada lagi kerosakan berlaku di mana-mana.
Ingin sekali penulis berkongsikan sebuah persamaan fakta peradaban sebelum peristiwa Hijrah baginda berlangsung dan kerosakan-kerosakan peradaban saat hari ini. Di mana masyarakat Arab sebelum Rasulullah saw. hijrah dikenali dengan masyarakat Jahiliah. Hal ini kita boleh lihat dari sebahagian aspek seperti di bawah
Perkara
Zaman sebelum Hijrah
Zaman hari ini
Akidah
Akidah masyarakat Arab saat itu penuh dengan kemusyrikan. Memang, kebanyakan orang-orang Arab saat itu berkeyakinan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, sebagaimana hal itu digambarkan al-Quran surah al Luqman. Namun, yang menyedihkan, mereka secara amalinya membuat berbagai perantara untuk menyembah Allah. Seperti mana kita ketahui, mereka namakan perantara-perantara tersebut dengan al latta, al uzza, hubal dan pelbagai lagi.
Akidah ummat islam hari ini, juga berkeyakinan bahawa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Namun sayangnya dipaterikan pula dengan pemikiran-pemikiran berbentuk khurafat, bid’ah, berhukum dengan hukum thaghut, malah sanggup menyamatarafkan diri dengan kehebatan juga keagungan Allah, dengan membuat hukum @ menjadi musyari’e. Sedangkan hak membuat hukum hanya Allah, ketakutan kepada hamba (duit, masa, manusia, bos, arahan atasan) lebih tinggi daripada ketakutan pada Allah.
Sosial
Kehidupan sosial Makkah saat itu dicirikan dengan kehancuran moral yang sangat luar biasa. Rata-rata dari mereka adalah peminum arak, tukang mabuk. Pelacuran dan perzinaan di Jazirah Arab saat itu adalah hal biasa. Pencurian, kekejaman dan kebiadaban bangsa Arab saat itu bahkan sampai melampau batas kemanusiaan. Anak-anak perempuan yang baru lahir dibenamkan hidup-hidup ke dalam tanah, sebagaimana hal ini pun digambarkan dalam al-Quran (Lihat: QS at-Takwir: 8-9).
Kehidupan social saat hari ini pula lebih teruk keruntuhan moral yang lebih luar biasa. Para pemuda dan pemudi islam tanpa segan silu minum arak ditempat terbuka mahupun tertutup, mereka yang menghadirkan diri ke kelab-kelab malam lebih ramai muslim dari non-muslim. Pergaulan bebas, penizaan dan pelacuran boleh didapatkan di mana-mana. Baik di sekolah rendah mahupun diperingkat dewasa. Ditambah lagi dengan kemudahan prasarana seperti ‘sekolah harapan’,‘baby hatch’ dan berbagai lagi. Pencurian perompakan pembunuhan berlaku tanpa mengira tempat dan manusia. Bukan sahaja ana perempuan di bunuh, malah anak-anak lelaki juga menjadi mangsa pembuangan bayi. Dan pelbagai lagi kerosakan melanda.
Ekonomi
Di bidang ekonomi bangsa Arab sebelum Rasulullah saw. adalah kebanyakan berdagang / berniaga. Bisnes yang mereka lakukan saat itu sangat kental dengan riba. Bahkan pinjaman dengan cara riba yang berlipat ganda (riba fadl) telah menjadi tradisi mereka sehingga tidak ada seorang pun yang mengingkarinya
Riba masih di amalkan, malah lebih menyedihkan perkhidmatan riba’ ini di tukar namanya dengan perkhidmatan yang lebih mulia, seperti, kos perkhidmatan, dan nama-nama lain. Perniagaan yang menjalankan aktiviti komisyen atas komisyen. Aktiviti pelaburan yang mengilirukan akad. Orang kaya bertambah kaya, orang miskin bertambah-tambah. Dan pelbagai lagi.
Kerana itu sebagian ulama dan cendekiawan islam, menamakan hari ini sebagai sebuah zaman keterpurukan yang sangat jatuh daripada zaman keagungan islam mahupun zaman sebelum hijrah itu sendiri. Kerana peristiwa kerosakan hari ini jauh lebih teruk dan dahsyat daripada peristiwa yang berlangsung sebelum peristiwa Hijrah baginda Rasulullah s.a.w. Oleh kerana itu amat penting sekali kita memahami erti sebenar Hijrah dan meluruskan semula makna Hijrah untuk sebuah peradaban yang lebih baik di hari mendatang.
Meluruskan makna Hijrah.
Hijrah secara bahasa berasal dari kata hajara yang bererti berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain (Ash-Shihhah fi al-Lughah, II/243, Lisan al-‘Arab, V/250; Al-Qamus Al-Muhith, I/637). Para fukaha mendefinisikan hijrah sebagai: keluar dari darul kufur menuju Darul Islam (An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, II/276).Darul Islam adalah suatu wilayah (negara) yang menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan dan keamanannya secara penuh berada di tangan kaum Muslim. Sebaliknya, darul kufur adalah wilayah (negara) yang tidak menerapkan syariah Islam dan keamanannya tidak di tangan kaum Muslim, sekalipun majoriti penduduknya beragama Islam. Definisi hijrah semacam ini diambil dari fakta hijrah Nabi saw. sendiri dari Makkah (yang saat itu merupakan darul kufur) ke Madinah (yang kemudian menjadi Darul Islam). Dalil dari firman Allah,

“Sesungguhnya orang-orang yang diambil nyawanya oleh malaikat semasa mereka sedang menganiaya diri sendiri (kerana enggan berhijrah untuk membela Islam dan rela ditindas oleh kaum kafir musyrik), mereka ditanya oleh malaikat dengan berkata, ‘Apakah yang kamu telah lakukan mengenai agama kamu?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu adalah orang-orang yang tertindas di bumi’. Malaikat bertanya lagi, ‘Tidakkah bumi Allah itu luas, yang membolehkan kamu berhijrah dengan bebas padanya?’ Maka orang-orang yang sedemikian itu keadaannya, tempat akhir mereka ialah neraka jahanam, dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali orang-orang yang lemah (lagi uzur) dari kaum lelaki dan perempuan serta kanak-kanak, yang tidak berdaya upaya mencari helah (untuk melepaskan diri) dan tidak pula mengetahui sesuatu jalan (untuk berhijrah). Maka mereka (yang demikian sifatnya), mudah-mudahan Allah maafkan mereka. Dan (ingatlah), Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun.” [TMQ an-Nisa’ (4):97-99].
Tidak dapat di nafikan mungkin ada yang menyatakan kepada kita bahawa hokum hijrah itu telah pun tamat, maka penulis ingin sekali membawakan sebuah hadith yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Aisyah, apabila beliau ditanya mengenai hijrah, beliau berkata,
“Hari ini tidak ada lagi hijrah. Orang Mukmin sememangnya pernah berhijrah untuk melindungi agamanya menuju kepada Allah dan RasulNya, kerana takutkan fitnah (ujian). Adapun ketika ini, Allah benar-benar telah memenangkan Islam, di mana orang mukmin boleh menyembah Tuhannya dengan senang hati.”

Ini adalah antara hadis yang menerangkan bahawa hijrah orang Islam adalah (berlaku) sebelum terjadinya peristiwa pembebasan untuk menyelamatkan agamanya kerana takutkan fitnah, dan kemudiannya dinafikan (tidak adanya hijrah) setelah terjadinya peristiwa pembebasan tersebut, kerana orang Islam telah menjadi berkemampuan untuk menzahirkan agamanya dan melaksanakan hukum-hukum Islam. Oleh itu, ‘pembebasan’ (futhul) yang membawa akibat kepada semua perkara di atas tadi merupakan illat penafian hijrah, dan bukan hanya ‘pembebasan Mekah’ sahaja. Oleh yang demikian, yang dimaksudkan dengan hadis di atas adalah tidak ada hijrah setelah terjadinya pembebasan (yakni) tidak berlaku penghijrahan dari suatu negeri yang telah dibebaskan (dibuka).
Adapun mengenai sabda Rasulullah SAW kepada Sufyan bahawa hijrah telah berakhir (hijrah dari Mekah selepas ia ditakluki), ia bermakud bahawa apabila sesebuah negeri telah dibebaskan (fath), maka negeri tersebut telah (bertukar) menjadi darul Islam, maka negeri kaum kuffar dan darul kufur tadi sudah tidak ada lagi. Oleh itu, tidak ada lagi hijrah. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap negeri yang telah dibebaskan, maka tidak ada lagi hijrah dari sana kerana ia telah (bertukar) menjadi darul Islam. Ini dikuatkan lagi oleh hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad melalui Mu’awiyah, ia berkata,

“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Hijrah tidak akan berakhir selama taubat masih lagi diterima, dan taubat masih terus diterima sehingga matahari terbit dari Barat.” 

Ahmad juga telah meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda,
“Hijrah itu tidak akan berakhir, selama masih lagi ada jihad.”
Dalam riwayat yang lain,
“Hijrah itu tidak akan berakhir, selama orang kafir masih lagi wajib diperangi.”
Kesemua hadis ini menunjukkan pengertian bahawa hijrah dari negeri kufur ke negeri Islam adalah kekal dan hukumnya masih lagi berjalan.

Sunday, November 3, 2013

DAJJAL DAN CIRI-CIRINYA Dajjal  adalah seorang anak Adam [Ia bukan dari golongan jin, dan bukan pula keturunan dari perpaduan manusia dan jin seperti yang disangkakan oleh sebagian orang]. Ia mempunyai ciri-ciri yang jelas yang dapat dikenali oleh setiap mukmin apabila ia telah keluar. Diantara ciri-cirinya adalah seperti dua sabda RasulullahSallallahu ‘Alaihi wa Sallam berikut ini; 1.  ‘Sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal seorang laki-laki pendek, berkaki bengkok, keriting rambutnya, buta sebelah matanya, dan matanya kabur tidak menonjol dan tidak juga cekung, jika ia memperdayai kalian maka ketahuilah bahwa Tuhan kalian tidaklah buta sebelah’ [Shahih. HR. Ahmad 23144, Abu Dawud 4320] 2.  ‘Tidak ada seorang Nabi pun kecuali telah memperingatkan ummatnya tentang Dajjal yang buta sebelah lagi pendusta. Keta- huilah bahwa Dajjal buta sebelah matanya sedangkan Allah tidaklah buta sebelah. Tertulis diantara kedua matanya; Kafir (yang mampu dibaca oleh setiap muslim).[HR. Al-Bukhari 7131,7408, Muslim 2933] Dajjal adalah seorang laki-laki yang masih muda, berkulit merah, yang buta adalah mata sebelah kanannya bagaikan buah anggur yang menonjol keluar, diatas mata kirinya ada daging tumbuh dan ia adalah seorang laki-laki mandul yang tidak mempunyai anak. WAKTU TURUN DAJJAL Tidak diketahui kapan turunnya Dajjal. Lantaran turunnya Dajjal ada kaitannya dengan hari kiamat, sedang hari kiamat sendiri tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang jelas, munculnya Dajjal adalah merupakan tanda-tanda sangat dekatnya hari kiamat. TEMPAT KELUAR DAJJAL Dajjal muncul di perbatasan antara wilayah Syam dan Iraq.  Dari Nawwas bin Sam’anRadhiyallahu ‘Anhu berkata, ‘Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam menuturkan tentang Dajjal, ‘Sesungguhnya ia muncul di daerah perbatasan antara Syam dan Iraq, sehingga berbuat kerusakan di kanan dan di kiri.’ [HR. Muslim 2937] MASA DAJJAL DI MUKA BUMI Dajjal tinggal di muka bumi ini, hanya selama 40 hari. Sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan, dan sisanya seperti hari-hari biasa. [Lihat HR. Muslim 2937] TEMPAT YANG DIDATANGI DAJJAL Dajjal akan masuk pada setiap negeri dengan membawa fitnahnya [termasuk negeri kita ini] kecuali Makkah dan Madinah lantaran semua jalan yang menuju ke sana dijaga malaikat dengan berbaris. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak ada satu negeri pun, melainkan semua diinjak oleh Dajjal. Kecuali Makkah dan Madinah. Semua jalan yang menuju kesana dijaga dengan malaikat dengan berbaris. Maka berhentilahDajjal disebuah kebun [di pinggir kota Madinah]. Madinah berguncang tiga kali. Lalu - keluarlah semua orang-orang kafir dan munafik – Dari kota Madinah menemui Dajjal.’ [HR. Al-Bukhari 1881 dan Muslim 2943] Diriwayat yang lain Dajjal tidak dapat masuk  ke empat masjid yaitu, Masjid Al-Haram, Masjid Nabawy, Masjid Al-Aqsha, dan Masjid Ath-Thûr. [Shahih. HR. Ahmad 24085. Lihat Ash-Shahihah 2934] PENGIKUT DAJJAL Pengikut Dajjal yang terbanyak adalah dari kalangan Yahudi. Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Para pengikut Dajjal adalah dari kelompok Yahudi Isfahan [salah satu wilayah Iran] tujuh puluh ribu orang yang memakai topi penutup kepala.’ [HR. Muslim 2944] FITNAH DAJJAL Fitnah [ujian] Dajjal merupakan fitnah yang paling besar sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat, karena Allah menciptakannya dengan memiliki kemampuan yang luar biasa yang tidak bisa dicerna oleh akal manusia. Dengan kemampuan yang dimilikinya itu ia mengaku dirinya sebagai tuhan. Ia memiliki surga dan neraka, tetapi neraka miliknya adalah surga, sedangkan surga miliknya adalah neraka. Ia dapat memerintahkan langit agar menurunkan hujan dan memerintahkan bumi agar menumbuhkan  tanaman. Ia mampu menempuh perjalanan di bumi dengan sangat cepat seperti hujan yang diterpa angin, menghidupkan yang mati dan lainnya sebagai fitnah bagi kaum muslimin. MATINYA DAJJAL Sementara Dajjal asyik dengan perbuatan-perbuatannya yang merusak di bumi, Allah mengutus Isa bin Maryam kemuka bumi di menara putih sebelah timur Damaskus untuk membunuh Dajjal. Dan tugasnya pun berhasil, Nabi Isa berhasil membunuh Dajjal di bab Lûd [suatu desa dekat Baitul Maqdis, di Palestina]. [Lihat HR. Muslim 2937] APAKAH DAJJAL SUDAH MUNCUL? Jika melihat keterangan-keterangan diatas tentang sifat dan fitnah Dajjal, dimana salah satu dari tanda-tandanya [yaitu ada tulisan kafir diantara kedua matanya] dapat diketahui oleh setiap muslim bahkan yang buta huruf sekalipun –sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Muslim 2932- maka dapat dipastikan bahwa ia belum ada hingga saat ini. Adapun mereka yang berpendapat bahwa wujud Dajjal sudah ada dengan menakwilkan bahwa Dajjal bukan manusia melainkan symbol kebudayaan Eropa, kemegahan, dan fitnahnya maka yang demikian itu adalah pendapat batil dan jauh dari kebenaran, lantaran bersebrangan dengan semua dalil-dalil shahih yang telah kami sebutkan sebelumnya tentang Dajjal bahwa ia adalah suatu sosok yang tertentu [manusia] dan berwujud. MENJAGA DIRI DARI FITNAH DAJJAL Berikut beberapa upaya yang dapat lakukan   sedari sekarang untuk menyelamatkan diri dari fitnah Dajjal ketika ia benar-benar datang nanti; 1.  Berlindung kepada Allah Ta’ala dari fitnahnya, setiap selesai dari tasyahhud akhir. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai dari tasyahhud akhirnya, maka berlindunglah kepada Allah dari empat hal; dari adzab kubur, fitnah hidup dan mati, serta kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.’ [HR. Muslim 588] 2.  Menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang hafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, dia terjaga dari fitnah Dajjal.’ [Shahih. HR. Abu Dawud 4321] 3.  Tinggal di Mekkah dan Madinah. - 

Ketololan Syiah.

Kata seorang ayatulloh syiah oon 12,Yswadie Scholnix SAHABAT YG DIIKUTI OLEH SUNNI MURTAD! ____________________________________ Rasulullah.saw bersabda “........ Dan sesungguhnya orang2 diantara SAHABATKU dikelompokkan ke dalam golongan kiri, lalu aku katakan “MEREKA SAHABATKU.....MEREKA SAHABATKU.....!” Kemudian dikatakan kepadaku “Sepeninggalanmu MEREKA MURTAD dari aqidah mereka” ......... [HR.Bukhari, Kitab Ahaaditsu al-Anbiyaa, No.3349]20 jam yang lalu · Suka ========================================= ========================================= Qosim Ibn 'Aly menjawab: Saudara2 kaum Muslimin Rahimakumulloh! Apa yg di katakan oleh spesies syiah di atas adalah wujud kebencian mereka kepada Islam. Padahal islam sudah sangat baik kepada mereka. Salah satu ulama' Islam mengajak ulama2 dunia untuk bersatu. Ahirnya terbentuklah risalah oman yg isinya agar islam dan syiah saling menghormati. Namun syiah melanggar kesepakatan itu. Syiah tetap saja menghina tokoh2 islam. Apapun akan mereka lakukan termasuk memelintir makna Hadits. Tema kita kali ini adalah Siapakah sahabat Nabi yg murtad? Sebelumnya mari kita cari tahu arti sahabat. Sahabat secara Istilah adalah orang2 beriman yg bertemu Nabi dan mati dalam keadaan Iman. Istilah ini baru muncul setelah Nabi meninggal. Dengan kata lain di jaman Nabi istilah belum ada. Maka kata sahabat yg di kehendaki oleh hadits adalah sahabat secara bahasa.Sahabat secara bahasa berarti Al mulazim. Kalo kita terjemahkan maka al mulazim berarti pengikut.( Mu'jam mufrodati alfazil quran hlm 308. Adabul katib hlm 180. Ishlahil Mantiq hlm 400. Khozanatul adab Juz 8 hlm 210. Lisanul Arob volun shod. al mu'jam alwasit volum shod. Kamus munawir hlm 1266). Rosululloh Saw bersabda:MEREKA SAHABATKU....yg di maksud adalah sahabat atau pengikut Nabi ketika Nabi Masih Hidup. Setelah Nabi meninggal sebagian mereka ada yg Murtad; ada yg kembali menjadi musyrik, ada yg mengikuti musailamah al kadzab dan ada yg menolak membayar zakat. Mereka kemudian di perangi oleh sahabat Nabi yg tidak murtad, seperti, Abu bakar, Umar, Ustman, Aly dan kaum Muhajir serta Ansor.(Kanzul Umal juz 3 hlm 142. Al bidayah juz 6 hlm 310). Dari realitas sejarah di atas dapat di ketahui bahwa sahabat/ pengikut nabi ada yg murtad sepeninggalan Nabi.Oleh karena itu Rasulullah.saw bersabda “........ Dan sesungguhnya orang2 diantara SAHABATKU dikelompokkan ke dalam golongan kiri, lalu aku katakan “MEREKA SAHABATKU.....MEREKA SAHABATKU.....!” Kemudian dikatakan kepadaku “Sepeninggalanmu MEREKA MURTAD dari aqidah mereka” ......... [HR.Bukhari, Kitab Ahaaditsu al-Anbiyaa, No.3349]. Hadis ini benar, sebab setelah Nabi meninggal ada pengikutnya yang murtad. Namun Ada sahabat nabi yg memerangi mereka. Oleh karena itu Rosululloh Saw bersabda: Sesungguhnya Allah telah memilih sahabat-sahabat untuk ku, Dia menjadikan mereka sebagai sahabat-sahabatku, mertua-mertuaku dan menantu-menantuku. Nanti akan muncul satu golongan selepas aku akan memburuk-buruk dan memaki hamun mereka.Sekiranya kamu menemui mereka, janganlah kamu mengawini mereka, janganlah kamu makan dan minum bersama mereka, janganlah kamu berjemaah bersama mereka dan jangan kamu menyembahyangkan jenazah mereka. [Ali al-Muttaqi, Kanz al-‘Ummal, jil 11, m.s : 540 ]. Dalam hadits ini yg di maksud dg sahabat2 ku adalah kaum Muhajir dan Ansor. Yang di maksud Mertuaku adalah Abu Bakar dan Umar. Dan Yang di maksud menantuku Adalah Usman Dan Aly Rodiyalloh 'anhum. Melihat realitas ini, Ulama ahlu sunah membuat takrif tentang sahabat Nabi, yaitu oang2 yg beriman yg bertemu Nabi dan mati dalam keadaan Iman.Kaum Muhajir dan Ansor di bawah kepemimpinan Abu bakar memerangi mereka yg Murtad. Itulah sahabat2 nabi yg di ikuti oleh orang islam. Pertanyaannya:dari dua macam sahabat nabi di atas, Siapakah yang di ikuti oleh syiah oon 1
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia, (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji),  serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar-benar iman).  (Surah Ali `Imran: 110)

Khalid Ibn Waled, yang terkenal sebagai ‘pedang islam' dilucut jawatan sebanyak dua kali oleh Umar r.a al-Khattab, iaitu pada tahun 13 Hijrah sejurus selepas Umar r.a dilantik sebagai khalifah dan sekali lagi pada 17 Hijrah.[12] Namun kedua-dua peristiwa ini bukan kerana Khalid tidak baik dan bermasalah, Namun ia adalah dari sebab berikut [13] :-
  1. Menjaga keyakinan umat Islam terhadap Allah, ia jelas dari surat umum yang dihantar Umar r.a kepada umat Islam memberitahu agar mereka tidak terlalu ‘attached' dengan Khalid sehingga tersilap sangka kemenangan Islam disebabkan oleh kehandalan Khalid dan bukan kerana bantuan Allah swt.
  2. Pentadbiran ; iaitu dalam urusan dan keputusan pembahagian harta.
  3. Pentadbiran : Umar r.a inginkan keteletian dan laporan berterusan dari setiap pegawainya, namun Khalid inginkan pentabdiran yang bebeas dari penelitian sentiasa oleh Khalifah.

Di waktu Khalid dipecat dari jawatannya sebagai gabenor di Syria, belia berkata :-

"Amir al-Mukminin (Umar r.a) melantik aku sebagai gabenor dan setelah urusan menjadi licin dan lancer, beliau melucutkan jawatanku"

Lalu seorang lelaki berkata : "Sabarlah wahai ketua, ia waktu untuk bermulanya fitnah"

Kahlid membalas :

"selagi anak Al-Khattab ini hidup, selagi itu TIADA RUANG FITNAH untuk berlaku" [14]

Demikian hormat dan keyakinan Khalid terhadap Umar r.a walau dalam keadaan beliau dilucutkan jawatan, amat difahaminya tindakan Umar r.a adalah untuk mengelak fitnah, bukan mencipta fitnah.

Di ketika Khalid r.a hampir wafat (beliau wafat pada 21 H), beliau berkata kepada Abu Darda r.a,

"Wahai Abu Darda, bila Umar r.a al-Khattab r.a wafat kelak, kamu akan dapati sesuatu yang kamu benci berlaku"

Dan berkata lagi sambil mengelap air matanya:

"Aku memang merasa sedikit kecewa dengan beliau dalam sesetengah isu, tetapi setelah aku fikrikan kembali berkenaannya di ketika aku sakit ini, aku menyedari bahawa Umar r.a Al-Khattab r.a melakukannya dengan ikhlas dan hanya mengharapkan rahmat Allah dari setiap tindakannya"[15]

Khalid juga melantik Umar r.a sebagai waasi (pengurus harta pusakanya), ketika Umar r.a al-Khattab menrima surat wasiat itu, beliau turut menangis.

Cuba kita bayangkan ketegasan Umar al-Khattab r.a tersebut dan bagaimana tingginya taqwa beliau dan juga para sahabat yang bersamanya. Mengapa mereka tidak melenting akibat diambil sebahagian harta dan sebagainya?. Kerana Umar sendiri mengambil hartanya untuk umat Islam, dan beliau tidak makan daging sehingga semua orang miskin di bawah pentadbirannya makan terlebih dahulu.

Cuba pula kita membandingkan kehidupan para pemimpin di sekeliling kita hari ini. Bagaimana mereka jika berada di bawah pemerintahan Khalifah Umar al-Khattab r.a.. Sesungguhnya wahai Umar al-faruq kami merinduimu pemerintahanmu..

[12] Tarikh at-Tabari, 5/41

[13] Umar Ibn Khattab, His Life and Time, Dr Ali Md As-Sallabi, 2/111-114 ; Abatil yajib an tumha min at-Tarikh, Ibrahim Sha'oot, hlm 134

[14] Al-Kamil fi At-tarikh, Ibn Athir, 2/156

[15] Khalid ibn waled, Sadiq ‘Arjoun, hlm 349 ; Al-Khilafah wal Khulafa, hlm 198 
Sumber: http://www.zaharuddin.net/content/view/797/72/

Setelah Allah SWT. menciptakan  bumi dengan gunung-gunungnya, laut-lautannya dan tumbuh - tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Kekhawatiran Para Malaikat.


Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu, mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.: "Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."

Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna

.

Iblis Membangkang.


Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."


Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.


Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."

Adam Menghuni Syurga.


Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"

Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."

Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."

Iblis Mulai Beraksi.


Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.

Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.

Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."